Cari judul di sini

Rabu, 22 Agustus 2012

KPP/ketuban pecah prematur



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

KPP atau Ketuban Pecah Dini adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu, yaitu bila pembukaan pada premi < 3 cm dan pada multi para < 5 cm (Rustan M, 1998). Biasanya terjadi +- 7-12% dari kehamilan (Ban-Zion Taber, 1998).
Apabila Ketuban pecah pada atau mendekati saar persalinan, persalinan terjadi secara spontan dalam beberapa jam. Bila ketuban pecah dini dihubungkan dengan kehamilan preterm. Ada resiko peningkatan morbiditas dan mortalitas perinatal akibat imaturitas janin. Bila kelahiran tidak terjadi dalam 24 jam, juga terjadi resiko peningkatan infeksi intrauterin (Ban-Xion T). Disamping itu ketuban pecah dini disertai kelainan letak akan mempersulit pertolongan persalinan.
Mekanisme terjadinya ketuban pecah dini dapat berlangsung karena selaput ketuban tidak kuat sebagai akibat berkurangnya jaringan ikat dan vaskularisasi dan juga bila terjadi pembukaan serviks maka selaput ketuban sangat lemah dan mudah pecah dengan mengeluarkan air ketuban.
Anjuran mengenai penatalaksanaan dari kehamilan dengan komplikasi ketuban pecah prematur tergantung pada umur kehamilan janin, tanda infeksi intra uterin dan populasi kx, pada umumnya KT dengan ketuban pecah dan usia kehamilan > 36 minggu sebelum 24 jam dari pecahnya ketuban maka memperkecil resiko infeksi intra uterin. Dan persalinan diinduksi dengan oksitosin selama presentasi janin adalah kepala bagian induksi gagal dilakukan sectio cesaria.

B.     Tujuan
Makalah ini dibuat saebagai pedoman atau acuan kami dalam membandingkan antara teori dan praktek sebagai dasar untuk mengembangkan sumber daya manusia khususnya bagi penulis :
1.    Peningkatan dan pengetahuan tentang: etiologi,patogenesis, dasar-dasar diagnosis KPP, pengaruh ketuban pecah dini premature dan penatalaksanaannya.
2.    Peningkatan kemampuan dalam pembuatan Asuhan Keperawatan pad aklien dengan ketuban pecah premature dalam hal; pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
3.    Sebagai wawasan bagi perawat  dalam  mengetahui masalah-masalah klien dengan ketuban pecah premature.

C.     Metode Penulisan

Dalam penyusunan makalah ini menggunakan metode studi kasus dengan sistematika penulisan :
BAB I                  : Pendahuluan (latar belakang, tujuan dan metode penulisan)
BAB II     : Tinjauan Teori (Konsep fisiologis, Patofisiologis dan Askep)
BAB III   : Tinjauan Kasus (Askep)
BAB IV   : Pembahasan (Kesenjangan antara teori dan praktek)
BAB V     : Penutup (Kesimpulan dan Saran)


BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah kami pelajari dan telaah  mengenai materi dan kasus tentang ketuban pecah premature dengan induksi persalinan dengan SC pada ruang bersalin I RSUD Dr. Soetomo Surabaya tidak dijumpai perbedaan masalah atau kesenjangan yang bermakna baik dari segi perawatan, penatalaksanaan dan pengobatannya.

Pada dasarnya dalam penanganan kasus klien KPP dengan induksi persalinan dengan SC baik teori maupun protap perawatan, penatalaksanaannya dan pengobatan yang dilaksanakan di Rumah Sakit sesuai dengan standart Nasional. Apalagi hal tersebut ditunjang dengan adanya informasi dan program Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS) yang dapat membantu dalam  meminimalkan kesenjangan antara teori dan prkatek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar