|
TINJAUAN KASUS
Dalam melaksanakan asuhan kebidanan
pada klien, bidan menggunakan metode pendekatan manajemen kebidanan. manajemen
kebidanan adalah alat yang mendasari seorang bidan untuk mencegah masalah klien
dalam berbagai situasi dan kondisi yaitu dengan berbagai teknik antara lain
observasi, wawancara/anamnesa dan pemeriksaan, langkah-langkah manajemen
kebidanan yang terdirip dari pengakajian, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.
Adapun
tahap-tahap proses manajemen kebidanan pada ibu bersalin letak sungsang adalah
sebagai berikut :
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah pertama manajemen
kebidanan. langkah pertama ini mencakup kegiatan pengumpulan data dan analisa
data untuk permususan masalah, langkah ini merupakan proses berpikir yang
ditampilkan bidan dalam tindakan yang akan dilakukan.
(DepKes. R.I, 1995 : 6)
tahap-tahap pengakajian yang perlu dilakukan dalam
memberikan asuhan kebidanan pada inpartu kala I fase aktif dengan presentasi
kaki adalah sebagai berikut :
- Pengumpulan data
a.
Data subyektif
Didapatkan melalui anamnesa baik dengan baik maupun
keluarga, hal-hal yang perlu ditanyakan dalam anamnesa dan berhubungan dengan
kasus yang penulis ambil adalah :
1)
Biodata
Pada usia muda sering terjadi kelainan letak sungsang, karena
perkembangan panggul belum optimal, kesempitan panggul merupakan faktor
predisposisi persalinan letak sungsang.
|
2)
Keluhan utama
4)
Nyeri saat
pergerakan anak, terasa penuh dibagian atas dan gerakan terasa dibagian bawah.
5)
Adanya his,
kemungkinan keluarnya bloodslym, meconium dan cairan pervaginam.
(Hanifa W,1999 :
608)
Riwayat kesehatan
keluarga
Kemungkinan adanya keturunan hamil kembar dan hamil
sungsang.
(Manuaba, 1998 : 261)
Sering ditemukan pula adanya riwayat kehamilan
sungsang pada keluarganya, hal ini kemungkinan disebabkan adanya
presentasi-presentasi membakat.
(Harry Oxorn, 1999 : 195)
Riwayat kesehatan
dahulu
Adanya riwayat rachitis, asteomalasia, TBC tulang,
dapat mengakibatkan kelainan atau perubahan bentuk panggul (kesempitan panggul)
adanya riwayat kelainan uterus maupun bentuknya, tumor uterus ataupun panggul
yang merupakan faktor predisposisi terjadinya letak sungsang.
(Hanifa
W, 1999 : 640)
Riwayat obstetri
Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Ø
Pernah mengalami
letak sungsang, kehamilan dengan hidramnion dan pernah melahirkan prematur.
(Manuaba, 1998 : 261)
Ø
Biasa terjadi pada
ibu yang banyak anak/multi paritas.
(Hanifa W, 1999 : 611)
6)
Psikososial dan
spritual
Resiko psikologis yang terjadi berkaitan dengan bayangan resiko
kehamilan dan proses persalinan, sehingga wanita sangat emosional dalam upaya
mempersiapkan atau mewaspadai segala sesuatu yang mungkin dihadapi. Kelainan
letak anak abnormal (sungsang) dapat meningkatkan kecemasan.
(Hanifa W, 1999 : 328)
b.
Data obyektif
Didapat melalui observasi dan pemeriksaan terhadap
klien meliputi :
1)
Tinggi badan
Kemungkinan besar dijumpai pada fungsi badan yang
kurang dari normal (<145 cm) karena keadaan ini sangat menunjang adanya
kesempitan panggul merupakan faktor
predisposisi dari kehamilan dengan letak sungsang.
(Rustam Mochtar, 1998 : 368)
2)
Palpasi abdomen
Leopold I : Teraba
bagian yang bulat, keras, melenting pada fundus uteri.
Leopold II : Teraba
bagian yang keras, datar, memanjang seperti papan, pada arah yang berlawanan
(punggung).
Leoplold III : Teraba
bagian yang kurang bulat, lunak dan tidak melenting pada bagian bawah uterus
(bokong).
Leoplold IV : Kedua
jari tangan divergen/sejajar dan convergen.
(Sarwono
Prawirohardjo, 1998 : 608)
3)
Auskultasi
DJJ terdengar lebih tinggi/sejajar dengan pusat (setelah
kanan/kiri/tepat pada pusat).
(Sarwono Prawirohardjo, 1998 : )
4)
Pemeriksaan panggul luar
Kemungkinan adanya kesempatan panggul
(Sarwono Prawirohardjo, 1999 : 611)
5)
Pemerikasaan
panggul luar
Dapat teraba
bokong yang ditandai oleh adanya sakrum, kedua tuber ossis issiadikum dan anus
pada presentasi bokong murni.
Pada presentasi
bokong kaki sempurna, kedua kaki dapat teraba disamping bokong.
Pada presentasi
bokong kaki tidak sempurna, akan teraba satu kaki disamping bokong.
Pada presentasi
kaki/lutut akan teraba satu/dua kaki/lutut.
(Rustam Mochtar, 1998 : 352)
Ø
Pada pemeriksaan yang diteliti dapat
dibedakan antara mulut dan anus.
-
Mulut : akan
teraba tulang rahang dan alveda tanpa ada hambatan.
-
Anus : jari yang
dimasukkan dalam anud akan mengalami rintangan otot.
Ø
Bila dapat diraba,
maka harus dibedakan denagan tangan.
-
Kaki : dapat
teraba tumit.
-
Tangan : ditemukan
ibu jari yang letaknya tidak sejajar dengan jari-jari lain dan panjang kari
kurang lebih sama dengan telapak tangan.
(Hanifa W,1999 :611)
6)
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan
panggul pntgenologik untuk menyingkirkan kemungkinan adanya kesempitan panggul
yang merupakan predisposisi dan persalinan letak sungsang.
(Hanifa W, 1999 :611)
Pemeriksaan foto
rontgen : bayangan kepala di fundus uteri.
(Rustam Mochtar, 1998 : 352)
- Analisa data dan diagnosa kebidanan
Data yang telah terkumpul kemudian dianalisa, bidan
melakukan analisa berdasarkan urutan sebagai berikut :
a.
Memenuhi hubungan
fakta yang satu dengan lainnya yang mencari sebab dan akibat.
b.
Menentukan masalah
dan apa masalah sebenarnya.
c.
Menentukan
penyebab utamanya.
d.
Menentukan tingkat
resiko masalah.
(DepKes. R.I, 1995 :9)
Masalah II : Resiko perpanjangan kala I sehubungan dengan kurangnya
tekanan bagian terendah janin terhadap jalan lahir.
Tujuan : - Pada
primigravida dalam waktu 18 jam kala I terlampaui.
-
Pada multigravida
dalam waktu 12 jam kala I terlampaui.
Kriteria : - Klien
ingin mengejan.
-
His adekuat tiap
menit lama 40”-60” fase aktif.
-
His adekuat fase
laten dalam 10 menit 2-3 x, lama 20”-40”.
Intervensi
1)
Berikan penjelasan
tentang kondisi dan tindakan yang akan dilakukan.
R/ Klien lebih
mengerti keadaanya sehingga lebih kooperatif.
2)
Anjurkan ibu untuk
menarik nafas panjang saat ada his.
R/ Otot
dan pembuluh darah uterus mengalami relaxasi mencegah hipoxia janin dan
mencegah kelelahan pada ibu.
3)
Lakukan observasi
CHBPK tiap 30 menit.
R/ Indetifikasi
kemajuan persalinan.
4)
Bila bokong sudah
masuk PAP ketuban + untuk jalan-jalan.
R/ Menambah
tekanan bagian terendah janin terhadap jalan lahir.
5)
Usahakan blass
kosong.
R/ Blass
penuh menghambat penurunan bagian terendah janin masuk panggul.
6)
Bantu klien makan
dan minum.
R/ Menambah
energi untuk mengejar ibu.
7)
Lakukan VT tiap 4
jam atau sewaktu bila ada indikasi.
R/ Identifikasi
penurunan bokong pada bidang hodge panggul.
8)
Bila ada tanda
melewati garis waspada ® rujuk.
R/ Fungsi
interdepent menangani kedarutan klien.
9)
Kolaborasi dengan
tim medis bila terjadi berpanjangan kala I.
R/ Fungsi
dependent untuk mengatasi masalah yang darurat dan harus cepat ditangani dengan
benar.
Masalah III : Resiko terjadi kemacetan kelahiran bahu dan kepala sampai
dengan letak sungsang.
Tujuan : - Pada
primigravida dalam waktu 1,5 jam kala II terlampai.
-
Pada multigravida
dalam waktu 30 menit kala II terlampai.
Kriteria : - Bayi
lahir menangis keras.
-
AS 1 menit dan 5
menit pertma normal (7-9).
-
Bayi lahir
seluruhnya mulai dari umbilicus sampai seluruh badan < 8 menit.
Intervensi
1)
Kandung kemih
tetap kosong dengan memotivasi ibu untuk berkemih sesering mungkin (tiap 2
jam).
R/ Kandung
kemih yang penuh dapat menggangu/menghambat penurunan bagian terendah.
2)
Tanda vital tiap
30 menit.
R/ Deteksi
dini terjadinya penyimpangan dari keadaan normal ibu.
3)
Berikan/bantu ibu
dalam pemberian makan dan minum.
R/ Menambah
energi untuk mengejar dan tenaga ibu.
4)
Lakukan asuhan
sayang ibu (dengan cara, mendampingi, menjaga kebersihan ibu, memberi rasa
nyaman dengan melap dengan wash lap, masase).
R/ Ibu merasa
diperhatikan dan terlindungi.
5)
Kolaborasi dengam
tim medis bila ada penyulit dalam persalinan.
R/ Pertolongan
darurat dapat diberikan bila dibutuhkan fungsi dependent bidan dalam
pertolongan persalinan sungsang.
Masalah : Cemas sehubungan dengan proses persalinan pada letak
sungsang.
Tujuan : Cemas teratasi/rasa cemas hilang.
Kriteria : - Ibu tenang, mengerti dan mampu bersikap
kooperatif terhapap tindakan yang diberkan.
-
Ekspresi ibu puas
terhadap tindakan yang diberikan petugas.
Intervensi
1)
Lakukan komunikasi
therapeutik.
R/ Hubungan
harmonis menimbulkan rasa aman, percaya pada petugas.
2)
Jelaskan keadaan
ibu dan janin sampai saat ini baik-baik saja.
R/ Penjelasan
yang konkrit tidak rekayasa akan menotivasi ibu lebih tenang dan kooperatif
dalam tindakan.
3)
Berikan penjelasan
pada klien bahwa cemas yang berlebihan mempengaruhi keselamatan bayinya.
R/ Cemas
merangsang hormon adrenalin meningkat yang berakibat timbulnya hipoxia
pada janin.
4)
Berikan penjelasan
tentang tindakan pertolongan persalinan yang akan dilakukan pada letak
sungsang.
R/ Ibu lebih
tenang dan aman setelah mendapatkan gambaran tindakan pertolongan persalinan
yang akan diberikan.
5)
Ajarkan teknik
distraksi dengan diskusi terbuka.
R/ Merangsang
fokus perhatian ibu terhadap prosespersalinan.
6)
Bimbing ibu untuk
berdoa sesuai agama dan kepercayaan.
R/ Ibu
lebih tenang, yakin bahwa Tuhan YME melindungi keselamatan diri dan janinnya.
7)
Lakukan observasi
TTV tiap 4 jam.
R/ Identifikasi
tingkat ibu dari hasil tekanan darah dan
nadi yang meningkat.
Setelah dilakukan pengumpulan data dan analisa data
dapat dirumuskan diagnosa pada ibu beralin letak sungsang adalah :
Primigravida/multigravida, hamil aterm/preterm, anak
tunggal/ganda, hidup/mati, intra uterin, letak memanjang, sifat flexi/deteksi,
punggung kanan/kiri, presentasi, bokong/bokong kaki-kaki/lutut, teraba
sakrum/kaki/dua kaki disamping bokong/lutut pada H I/II/III/IV inpartu
(laten/aktif) kalaII.
Sedangkan masalah yang bisa terjadi adalah sebagai
berikut :
Cemas sehubungan
dengan prosespersalinan pada letak sungsang.
Resiko terjadi
perpanjangan kala I dengan kurangnya tekanan bagian terendah janin.
Resiko terjadi
kecemasan kelahiran bahu dan kepala sehubungan dengan letak sungsang.
Resiko terjadi
asfiksia janin sehubungan dengan kompresi tali pusat oleh kompresi kepala dan
panggul.
(Sarwono Prawirohardjo, 1999 : 191)
Angka kematian bayi letak sungsang lebih tinggi bila dibandingkan
dengan letak kepala akibat :
-
Prematuris
-
Penangan
persalinan yang kurang sempurna.
-
Asfiksia.
-
Bayi besar.
-
Hypoksia.
(Hanifa W, 1999 : 613)
B. Perencanaan
Berdasarkan rumusuan diagnosa kemungkinan masalah yang
terjadi maka bidan menyusun rencana tindakan. Rencana tindakan mencakup tujuan,
kriteria, intervensi dan rasional. Berdasdarkan hal tersebut diatas maka
langkah-langkah penyusunan rencana adalah sebagai berikut :
-
Menentukan tujuan
tindakan yang akan dilakukan dan kriteria yang diharapkan.
-
Menentukan
langkah-langkah intervensi serta rasionalnya.
-
Menentukan
kriteria evaluasi dan keberhasilan.
(Doenges, 1995 : 10)
adapun kasus ibu bersalin letak sungsang, perencanaan
yang dapat dilakukan
adalah :
1. Diagnosa : primigravida, hamil atrem/pterm, anak
tunggal/ganda, hidup/mati, intra uterin, letak memanjang, sikap flexi/deflexi,
punggung kanan/punggung kiri, presentasi bokong/bokong kaki/kaki/lutut, teraba
sakrum/kaki/kaki samping bokong/lutut pada II/III/IV, inpartu kala i
(laten/aktif) kal II.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan diharapkan persalinan
berjalan tanpa penyulit, keadaan umum ibu dalam keadaan baik.
Kriteria : - Kala I pada primigravida tidak lebih dari 18
jam.
-
Kala I pada
multigravida tidak lebih dari 12 jam.
-
Kala II pada
primigrvida tidak lebih dari 2 jam.
-
Kala II pada
multigravida tidak lebih dari 1 jam.
-
Kala III pada
prmigravida dan multigravida tidak dari 15 menit.
-
Kala IV perdarahan
tidak lebih dari 500 cc.
-
His adekuat tiap
2-3 menit, lama 40 detik 60 detik, intensitas kuat.
-
DJJ Å
120-160 x/mnt, besar teratur.
-
TTV dalam batas
normal.
T : 100/70-140/90 mmHg
N : 80-100 x/mnt
R : 16-20 x/mnt
Intervensi
a.
Berikan penjelasan
pada ibu tentang diagnosa, kondisi klien dan tindakan yang akan dilakukan pada
presentasi bokong.
R/ Ibu mengerti
keadaannya, lebih kooperatif dalam tindakan.
b.
Pastikan klien dan
kleluarga telah mengerti dan jelas tentang yang telah diberikan.
R/ Indentifikasi,
evaluasi terhadap penjelasan yang diberikan.
c.
Buat informasi
consent terhadap prosedur pertolongan sungsang.
R/ Rekam
medis untuk dokemn legal dalam hukum, tanggung jawab, tanggung gugat.
d.
Ajarkan ibu untuk
menarik nafs panjang jika ada his.
R/ Otot
yang relaksasi menimbulkan kelancaran sirkulasi darah pada uterus dan
mengurangi rasa sakit.
e.
Atur posisi sesuai
dengan keadaan ibu.
-
Jalan bila bagian
terendah masuk PAP, ketuban Å.
R/ Jalan
membantu mempercepat penurunan bagian terendah.
-
Tidur miring kiri
bagian terendah belum masuk PAP, ketuban y.
f.
Observasi terhadap
CHPBK, kandung kemih dan tanda vital.
1)
DJJ tiap 30 menit.
R/ Identifikasi
terhapap tanda distress.
2)
His dalam 10 menit
tiap 30 menit.
R/ Deteksi dini
adanya bandle yang dapat mengancam ruptur uteri.
3)
Penurunan bagian
terendah dengan VT 4 jam atau bila ada indikasi.
R/ Indentifikasi
kemjuan persalinan.
4)
Ketuban tiap 4
jam/bila ada indikasi.
R/ Identifikasi
kemajuan persalinan.
2. Intervensi dan rasional
a.
Ajarkan klien cara
mengejan yang benar.
R/ Meneran
yang benar mendukung kemajuan persalinan optimal dan mencegah kelelahan pada
ibu.
b.
Pimpin klien
meneran saat ada his sampai bokong membuka vulva (3-5 cm) dalam posisi
litotoni.
R/ Fase
lambat persalinan sungsang lebih optimal.
c.
Lakukan episiotomi
saat bokong perpegang vulva dan perineum sudah tipis, pucat his dalam fase
acme.
R/ Mencegah
ruptur totalis pada perineum.
d.
Lakukan injeksi
oksitosin 5 20 IM.
R/ Sebagai
profilaksis mempercepat fase lambat lahirnya bokong.
e.
Lakukan
pertolongan persalinan.
1)
Pada presentasi
bokong murni : spontan bracht.
2)
Pada presentasi
bokong kaki sempurna : partial bracht extraction dengan assisted bracht
delivery.
3)
Pada presentasi
kaki atau lutut : total bracht extrasi kaki, manual aid dan mauriceau.
R/ Jenis
tindakan persalinan letak sungsang yang tepat sesuai presentasinya mencegah
kemacetan-kemacetan kala II.
f.
Lengkapi partus
set dengan cunam piper.
R/ Antisipasi
terjadi kemacetan melahirkan kepala.
g.
Lakukan manual aid
bila dalam 2 x periode his dan 2 x mengejan tidak ada kemajuan bracht.
R/ Segera
mendapat tindakan yang tepat bila ada kelainan atau kemacetan kala II.
h.
Bila bayi besar
lakukan pertolongan persalinan secara loupset, mauriceau.
R/ Mencegah
asfiksia dan kemacetan kelahiran bahu dan kepala.
i.
Lahirkan bayi
mulai dari umbilicus sampai seluruh badan janin lahir dalam waktu kurang 8
menit.
R/ Mencegah
asfiksia karena kompresi tali pusat oleh kepala dan panggul dalam fase cepat
persalinan sungsang.
- Masalah IV : Resiko asfiksia janin
sehubungan dengan kompresi tali pusat kepala dan panggul.
Tujuan : Tidak
terjadi asfiksia pada janin.
Kriteria : - AS 1 dan 5 pertama >7-8.
-
AS 10’ pertama 10.
Intervensi
a.
Observasi DJJ dan
pengeluaran pervaginam setiap 30 menit.
R/ DJJ
bradicardia/tachicardia, meconial pada ketuban menunjukkan bayi dalam keadaan
distress/hipoxia.
b.
Anjurkan ibu untuk
miring ke kiri selama inpartu.
R/ Mencegah
penekanan pada vena cana inferior dan hipoxia janin.
c.
Lahirkan pusat
sampai seluruh badan janin tidak melebihi 8 menit.
R/ Mencegah
kompresi tali pusat oleh kepala janin dan PAP.
d.
Hitung A-S I menit
pertama.
R/ Menentukan
tindakan selanjutnya.
e.
Bebaskan jalan
nafas bila A-S I menit pertama < 6 jam dengan hisap lendir dan recusitasi
janin secara tepat dan cepat.
R/ Merangsang
pernafasan spontan bayi.
f.
Berikan rangsangan
taktis dengan menggosok punggung bayi.
R/ Mendukung
bayi dapat bernafas spontan.
g.
Cegah pelepasan
panas berlebihan/hipotermi pada bayi.
R/ BBI
cepat mengalami hipotermi dan mencegah cianosis pada bayi.
h.
Hitung AS 5 menit
pertama.
R/ Menentukan
diagnosa bayi untuk tahap selanjutnya.
C. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan merupakan realitas dari pada rencana tindakan yang
telah dilepaskan pada tahap perencanaan. Dalam melakukan tindakan ini seorang
bidan dapat melakukan secara mandiri maupun kolaborasi selama melakukan
tindakan.
Bidan mengawasi dan memonitor kemajuan kesehatan klien pelaksanaan
tindakan selalu diupayakan dalam waktu yang singkat, efeksien, dan berkualitas.
(DepKes. R.I, 1995 :10)
D. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses manajemen kebidanan
yang merupakan pencapaian tujuan dan pengkajian ulang rencana tindakan, tujuan
dan untuk menilai apakah tujuan rencana yang ditetapkan tercapai dan untuk
melakukan pengkajian ulang jika tujuan tidak tercapai.
Ada 3 alternatif yang dipakai dalam menilai sejauh mana keberhasilan
dari tujuan yang telah ditetapkan, yaitu :
1.
Tujuan tercapai
bila klien mampu menunjukkan perilaku pada waktu atau tanggal yang telah
ditentukan sesuai dengan pernyataan tujuan.
2.
Tujuan sebagian
teratasi jika klien tidak mampu menunjukkan perilaku atau tidak seluruhnya dari
yang telah ditetapkan dalam tujuan.
3.
Tujuan tidak
tercapai jika klien tidak mampu atau tidak mau sama sekali menunjukkan perilaku
yang diharapkan sesuai dengan tujuan yang telah diharapkan.
(DepKes. R.I, 1995 :
11)
hasil evaluasi tindakan nantinanya dituliskan setiap pada lermbar
catatan perkembangan dengan melaksanakan obserbvasi dan pengumpulan data
subyektif, obyektif, mengkaji data tersebut. Jika secara rinci catatan
perkembangan berisi uraian yang berbentuk SOAP yang merupakan singkatan dari :
S : Data yang diperoleh dari keluhan pasien dan
anamnesa.
O : Data
yang diperoleh dari hasil pemeriksaan inpeksi, palpasi perkusi dan auskultasi.
Merupakan data yang diperoleh dari hasil pemriksaan oleh tenaga kesehatan yang
lain.
A : Assement
merupakan penilaian yang disimpulkan dari informasi subyektif dan obyektif.
P : Merupakan
pelaksanaan tindakan keperawatan yang dibuat sesuai masalah dengan masalah
klien.
(Nasrul
Effendy, 1995 : 57)
BAB II
|
A. Pengkajian
1.
Pengumpulan data
Tanggal pendataan : 4-10-2005, jam 15.30 WIB
a.
Data subyektif
1)
Biodata
Istri Susmi
Nama :
Ny. S Tn. S
Umur :
32 th 35 th
Status :
menikah menikah
Agama :
Islam Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan :
SMEA STM
Pekerjaan :
IRT Pedagang
Umur kawin :
23 th 26 th
Lama kawin :
9 th 9 th
Penghasilan : - Rp
700.000/bln
Alamat :
2)
Keluhan utama
Ibu mengatakan hamil yang pertama. Hamil 9 bulan sungsang, mengeluh
perutnya kenceng-kenceng dan mengeluarkan banyak cairan lendir campur darah
14.00 WIB.
3)
Riwayat kesehatan
Ó
Riwayat kesehatan
yang lalu
|
Ó
Riwayat kesehatan
sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita sesak nafas, jantung
berdebar-debar, darah tinggi, kencing manis, batuk >7 hari tidak
sembuh-sembuh, asma, penyakit liver/kuning, gondok dan penyakit kelamin.
Ó
Riwayat kesehatan
keluarga
Ibu mengatakan dari pihak suami tidak ada keturunan kembar, tidak ada
yang mempunyai riwayat/menderita asma, darah tinggi, jantung berdebar-debar,
kencing manis, batuk lebih 7 hari tidak sembuh-sembuh, penyakit kuning/liver,
dan tidak da riwayat keturunan kembar.
4)
Riwayat obstetri
Ó
Riwayat haid
Haid pertama umur 14 tahun 28-30 hari, lama 5-7 hari darah keluar
banyak pada hari 2-3 softex ganti sehari 2-3 x, darah haid berwarna merah dan
sedikit gumpalan bau anyir. Ibu mengalami nyeri haid pada hari pertama dan
kedua, keputihan 1 minggu sebelum haid tidak berbau, tidak berbuih dan tidak
gatal.
HPHT : 01-01-2005
HPL : 08-10-2005
Ó
Riwayat kehamilan
sekarang
Ibu mengatakan hamil yang pertama umur kehamilan 9 bulan, hamil muda mual
muntah sampai usia kehamilan 3 bulan, periksa dibidan ± 12 kali, usia
kehamilan 2-3 bulan 2 x, tiap bulan sekali pada usia kehamilan 4-7 bulan, tiap
minggu sekali pada usia kehamilan 8-9 bulan. Suntik TT 2x usia kehamilan 4
bulan dan 5 bulan. Selama hamil, KB, perawatan payudara, tanda-tanda
persalinan. Mulai merasakan gerakan janin sejak usia kehamilan 5 bulan. Ibu
mengetahui kehamilannya sungsang sejak usia kehamilan 7 bulan.
Ó
Riwayat persalinan
sekarang
Ibu mengatakan sakit pinggang yang menjalar kedepan sejak jam 10.00 WIB
pasien sudah mengetahui kalau kehamilannya sungsang. Sejak usia kehamilan 7
bulan, ibu mengatakan mengeluarkan cairan bercampur lendir, jumlah banyak
kenceng-kenceng sudah sering dan kuat mulai jam 14.00 WIB, kemudian dibawa ke
BPS. Ketuban sudah pecah dari jam 16.00 WIB.
Ó
Riwayat KB
Ibu mengatakan setelah anaknya lahir belum memikirkan ingin KB apa,
karena ibu saat ini menginginkan bayinya lahir selamat.
5)
Pola kebiasaan
sehari-hari
Ó
Nutrisi
Selama hamil : Makan
sehari 2-4x, porsi 1 piring dengan nasi, sayur (bayam, tempe,daging, ikan,
telur) makan buah (pisang, pepaya, apel, jeruk) minum air putih 6-7/hari kadang
ditambah 1 gelas susu/teh manis ditiap pagi hari.
Selama inpartu : Makan
terakhir jam 13.00 WIB, dirumah porsi ½ piring dengan nasi sayur bayam lauk
pauk tempe dan tahu minum 1 gelas kopi susu hangat.
Ó
Istirahat tidur
Selama hamil : Ibu
biasa tidur malam jam 21.00-04.00 WIB. Tidur siang sekitar jam 13.00-15.00 WIB.
Biasa tidur lampu redup, tidak ada gangguan tidur.
Selama inpartu : Menjelang
persalinan ibu tidak dapat tidur, sulit dan sering terbangun karena cemas dan
merasa kenceng-kenceng didaerah pinggangnya menjalar ke perut bagian bawah
sejak tadi tagi.
Ó
Eliminasi
Selama hamil : BAB
biasanya 1-2x/hari pada pagi hari, tapi sejak usia kehamilan 7 bulan ibu mulai
sering BAK 7-8 x/hari warna kuning,jernih, bau khas tak ada keluhan.
Selama inpartu : BAK
satu kali setelah ketuban pecah BAB belum
Ó
Personal hygiene
Selama hamil : Mandi
2-3x sehari, gosok gigi bersamaan dengan mandi (2x/hari) ganti pakaian 7 bulan
habis mandi/jika basah, setelah BAB dan BAK selalu keramas 2 x seminggu,
perawatan payudara dengan minyak kelapa/baby oil 5x seminggu sebelum mandi
sejak hamil 7 bulan.
Selama inpartu : Selama
inpartus ibu ganti baju dan memakai kain panjang.
Ó
Aktifitas
Selama hamil ibu tetap melakukan kegiatan rumah tangga sehari-hari
seperti memasak, mengepel dengan posisi jongkok, sejak usia kehamilan 7 bulan
karena hamil sungsang. Ibu sering sujud lama setelah dianjurkan oleh bidan
karena hamil sungsang sejak hamil 7 bulan.
Selama inpartu ibu hanya berbaring ditempat tidur dengan posisi miring
kekiri, tidak mampu berubah posisi tanpa bantuan karena mengeluh
nyeri/kenceng-kenceng semakin kaut dan merasa ingin mengejan untuk BAB.
6)
Pola
ketergantunagan
Ibu dan suami tidak mempunyai kebiasaan merokok dalam satu ruangan yang
sama selama hamil, ibu tidak pernah minum-minuman keras. Selama hamil ibu juga
tidak minum jamu tradisional, tidak pernah minum obat tanpa resep selama hami.
7)
Latar belakang
sosial budaya
Ibu tidak menganut adat setempat yang menganjurkan untuk dipijatkan ke
dukun bila hamil sungsang agar posisi bayinya dapat dirubah menjadi hamil
normal (presentasi kepala). Ibu hanya sering mengepel jongkok dan sujud lama
mulai hamil 8 bulan seperti yang dianjurkan oleh bidan. Ibu tidak pernah
pantang terhadap telur, ikan daging selama hamil dan tidak pantang terhadap
susu selama hamil.
8)
Psikososial dan
spritual
Ibu dan suami sangat mengharap bayi yang dikandungnya dalam keadaan
sehat dan persalinan dapat berjalan dengan lancar. Ibu mengatakan cemas dan
khawatir apakah persalinannya dapat berjalan dengan lancar dan selalu
menanyakan apakah kondisi bayinya baik-baik saja. Selama menghadapi persalinan
suami dan anggota keluarga yang lain tetap menunggu diluar.
Hubungan dengan petugas kesehatan, ibu mampu diajak kerjasama saat
dilakukan tindakan.
Ibu mengatakan perhatian
suami terhadap dirinya semakin bertambah dan
merasa tidak ada masalah dalam hubungan sexual selama hamil trimester I.
b.
Data obyektif
1)
Kesadaran :
composmentis
2)
Keadaan umum :
baik, sikap tubuh lordosis sedang.
3)
Tanda-tanda vital
:
T : 100/80 mmHg
N : 88 x/mnt
S : 36,50C
R : 20 x/mnt
4)
BB terakhir : 56
kg.
BB sebelum hamil : 44 kg.
TB : 154 cm
LILA : 24 cm
5)
Pemeriksaan fisik
Ó
Kepala : Rambut
bersih, tidak ada ketombe, rambut tidak rontok, penyebaran rambut merata.
Ó
Muka : Tidak
terdapat cloasma gravidarum pada pipi dan hidung, tidak sembab, tidak pucat,
wajah tampak tegang berkeringat dan kemerahan.
Ó
Mata : Conjungtiva
palpebra warna tak sembab, tak ada sekret abnormal.
Ó
Hidung : Bersih,
tidak terdapat polip, tak ada sekret abnormal.
Ó
Telinga : Bersih,
tidak ada pengeluaran sekret abnormal.
Ó
Mulut : Bersih,
bibir tidak kering, warna merah tidak pucat, tak ada stomatitis, gigi tidak ada
caries, tidak ada perdarahan pada gusi.
Ó
Leher : Tidak
ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfe dan tidak ada pembengkakan vena
jugularis.
Ó
Dada : Bentuk
simetris, pernafasan teratur, tidak ada suara wheezing dan bronkhi pada
pulmonal.
Ó
Payudara : Bentuk
simetris, ada pembesaran korpus mammae, tidak ada benjolan abnormal pada kedua
corpus mammae, terdapat hiperpigmentasi pada areola mammae, puting susu bersih,
menonjol, colostrum keluar sedikit Å/Å.
Ó
Abdomen : Terdapat
pembesaran sesuai umur kehamilan, arah pembesaran membujur, tinggi fundus uteri
sesuai umur kehamilan, ada striae albican dan linea nigra, pusat mendatar,tidak
ada luka bekas operasi kandungan (antara sympisis dan pusat).
Ø
Palpasi abdomen
Leopold I
Tinggi fundus uteri 2 jari bawah
arcuscostae teraba bagian yang bulat, keras dan melenting.
Leopold II
Teraba bagian keras, datar, memanjang
seperti papan diperut sebelah kiri dan teraba bagian-bagian kecil pada dinding
perut sebelah kanan.
Leopold III
Teraba bagian yang lunak, kurang bundar,
kurang melenting dan sulit digerakan.
Leopold IV
Kedua jari tangan divergen.
Ø
His Å sering
3x dalam 10 menit lama 40-50 detik, intensitas kuat.
Ø
Auskultsi
DJJ Å 140 x/mnt
(12,11,12) teratur, punctum maximum 1 jari samping kiri atas pusat.
Ø
TFU Mac. Donald :
32 cm.
Ø
TBJ : (TFU-II) x
155 : (32-11) x 155
:
3950 gr
Ó
Ektremitas : Tidak
ada oedema, varices dan gangguan pergerakan, bentuk simetris, tak ada bentuk
X/O pada kaki.
Ó
Vulva vagina: Tidak terdapt condiloma matalata dan condiloma
acumimata, tak ada varices, tidak ada oedem pda labia, tidak ada sicartrix pada
perineum tidak ada pembengkakan pada kelenjar bartholin dan skene terdapat
lendir ddan darah pada daerah vulva.
Ó
Anus : Tidak
ada hemoroid maupun perdarahan.
Ó
Pemeriksaan dalam
(VT) jam 15.00 WIB
Vulva/vagina tidak ada kelainan, pembukaan
9 cm,eff 75% ketuban hijau. Prosentasi kaki teraba kedua telapak kaki H III lebih
dan bokong H II, sakrum kiri melintang, kesan ukuran panggul dalam (UPD) arcus
tumpul sudut >900.
2.
Analisa data
No
|
Tgl/jam
|
Diagnosa/masalah
|
Data dasar
|
1.
|
4-10-2005 pkl 15.30
|
GI P00000
usia kehamilan 39/40 minggu, tunggal,hidup, intra uterin letak membujur,
sikap flexi presentasi kaki, teraba kedua telapak kaki di H III dan bokong di
H II inpartu kala I, fase aktif dilatasi umum ibu dan anak baik, KSPR : Gr
tinggi
Prognosa : baik
|
DS : -ibu menyatakan ini
kehamilannya yang pertama,usia kehamilan 9 bulan.
-ibu menyatakan nyeri dan kenceng-kenceng
yang menjalar di perut bagian bawah.
DO :- Leopold
I
Tinggi
fundus uteri 2 jari bawah arcuscostae teraba bagian yang bulat, keras dan
melenting.
-
Leopold II
Teraba
bagian keras, datar, memanjang seperti papan diperut sebelah kiri dan teraba
bagian-bagian kecil pada dinding perut sebelah kanan.
-
Leopold III
Teraba
bagian yang lunak, kurang bundar, kurang melenting dan sulit digerakan.
-
Leopold IV
Kedua jari tangan divergen
Ø His
Å sering 3x dalam 10
menit lama 40-50 detik, intensitas kuat.
Ø Auskultsi
DJJ Å 140 x/mnt (12,11,12) teratur,
punctum maximum 1 jari samping kiri atas pusat.
Ø TFU
Mac. Donald : 32 cm.
Ø TBJ
: (TFU-II) x 155 : (32-11) x 155
Pemeriksaan
dalam (VT) jam 15.00 WIB, Vulva/vagina tidak ada kelainan, pembukaan 9 cm,eff
75% ketuban hijau. Prosentasi kaki teraba kedua telapak kaki H III dan bokong
H II, sakrum kiri melintang, kesan ukuran panggul dalam (UPD) arcus tumpul
sudut >900.
Tanda-tanda
vital:
-T :100
/80 mmhg
-S : 37 C
-N : 84 x/menit.
-R : 20 x/menit.
|
2.
|
4-10-205
pkl 15.30
|
Cemas sehubungan dengan kurang
pengetahuan.
|
DS : Klien selalu menanyakan apakah kondisi
bayinya baik-baik saja dan apakah persalinannya nanti dapat berjalan dengan
lancar.
DO : Wajah klien tampak tegang berkeringat dan
kemerahan.
T :
100/80 mmHg
N :
88 x/mnt
S :
36,50C
R :
20 x/mnt
|
3.
|
4-10-2005
pkl 15.30
|
Potensial terjadinya asfiksia
neonatorium sehubungan dengan proses persalinan sungsang.
|
DS : -
DO : Persalinan letak sungsang/foothing brech
delivery
VT :
v/v taa, pembukaan 9 cm, eff 75% ket y hijau, presentasi kaki teraba kedua telapak kaki H II, bokong H II,
sacrum kaki melintang UPD normal.
|
3.
Diagnosa kebidanan
GI P00000 usia kehamilan 39/40 minggu,
tunggal,hidup, intra uterin letak membujur, sikap flexi presentasi kaki, teraba
kedua telapak kaki di H III dan bokong di H II inpartu kala I, fase aktif
dilatasi.Keadaan umum ibu baik dan anak baik.
Dengan masalah :
Cemas sehubungan dengan kurang pengetahuan tentang proses persalinan
sungsang dan potensial terjadi asfiksia neonaterum sehubungan dengan persalinan
letak sungsang.
Prognosa : baik
B. Perencanaan
1.
Diagnosa : GI
P00000 usia kehamilan 39/40 minggu, tunggal,hidup, intra uterin
letak membujur, sikap flexi presentasi kaki, teraba kedua telapak kaki di H III
dan bokong di H II inpartu kala I, fase aktif dilatasi umum ibu dan anak baik.
Tujuan : Setelah
dilakukan diharapkan dalam waktu 1 jam ibu dapat melampaui kala I tanpa
penyulit dan masuk kala II dengan berjalan baik.
Kriteria : - VT : pembukaan sempurna.
-
His : adekuat,
tiap 2-3 menit lama 40”-60”, tidak ada lingkaran bandle.
-
Ada gangguan
meneran, anus membuka, perineum menonjol, vulva membuka.
-
DJJ Å
120-160 x/mnt mmHg
-
Tanda-tanda vital
ibu dalam batas normal.
T : 100/70-140/90 mmHg
N : 80-100 /mnt
S : 36-37,50C
R : 16-20 x/mnt
Intervensi
a.
Lakukan komunikasi
terapeutik
R/ Dengan
pendekaatan komunikasi terapeutik akan tercipta interaksi yang baik sehingga
pelaksanaan ASKEB dapat lancar.
b.
Berikan penjelasan
pada ibu tentang kondisi ibu dan janin serta kemajuan persalinan, tindakan yang
akan dilakukan.
R/ Klien
mengerti keadaannya membuat lebih kooperatif dalam pemberian tindakan.
c.
Ajarkan pada ibu
untuk menarik nafas panjang jika ada his.
R/ Mengurangi
rasa sakit karena otot dan pembuluh darah uterus mengalami relaksasi.
d.
Anjurkan ibu untuk
tidur miring ke kiri.
R/ Mencegah
penekanan vena cava inferior yang dapat menyebabkan hipoxia pada janin.
e.
Lakukan observasi.
1)
DJJ tiap 30 menit.
R/ Identifikasi
kualitas dan kuantitas DJJ terhadap tanda fetal distress.
2)
His tiap 10 menit.
R/ Identifikasi
kualitas dan kuantitas his terhadap adanya kelainan his (< 40”-60”)/inersia
uteri.
3)
Bandle
R/ Deteksi dini
lingkaran retraksi pathologis terhadap ancaman ruptur uteri.
4)
Penurunan bokong
dengan VT setiap 4 jam, bila ketuban pecah, terdapat tanda dan gejala kala II.
R/ Indetifikasi
adanya kemajuan persalinan.
5)
Kandung kemih tiap
2-4 jam.
R/ Pada inpartu
kandung kemih yang penuh dapat menggangu penurunan bagian terendah janin.
6)
Tanda vital.
R/ Deteksi dini
terjadinya penyimpangan dari keadaan normal ibu.
f.
Berikan makan dan
minum bila ibu capek/tidak ada his.
R/ Untuk
mengembalikan tenaga ibu untuk his.
g.
Lakukan asuhan
sayang ibu : dampingi ibu, juga kebersihan, jaga keamanan dan kenyamanan.
R/ Mengurangi
rasa cemas denagan perhatian yang kita berikan.
2.
Masalah I : Cemas
sehubungan dengan proses persalinan letak sungsang.
Tujuan : Setelah
dilakukan tindakan dalam waktu 30 menit cemas teratasi.
Kriteria : - Ibu mengatakan cemas hilang, ekspresi ibu puas
terhadap tindakan yang diberikan.
-
Wajah tampak
menyeringai hanya saat his datang.
-
Ibu nafas panjang
saat his datang, mampu bersikap kooperatif dalam tindakan.
-
Tanda vital ibu
batas normal.
T : 100/70-140/90 mmHg
N : 80-100 /mnt
S : 36-37,50C
R : 16-20 x/mnt
Intervensi
a.
Berikan penjelasan
kepada ibu bahwa keadaannya sampai saat ini baik-baik saja.
R/ Penjelasan
yang sedikit tidak direkayasa memotivasi ibu lebih kooperatif.
b.
Anjurkan ibu untuk
tidak terlalu cemas karena cemas yang berlebihan mempengaruhi keselamtan
janinnya.
R/ Cemas yang
berlebihan merangsang hormon adrenalin yang dapat meningkatkan sirkulasi darah
ibu dan janin, dan berakibat timbulnya fetal distress.
c.
Bimbing ibu untuk
berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan.
R/ Ibu lebih
tenang menghadapi persalinan yang dilindungi keselamatannya oleh Tuhan YME.
d.
Ajarkan teknik
relaksasi dan distraksi pada ibu.
R/ Memperlancar
peredaran darah, mengurangi fokus/konsentrasi ibu terhadap persalinan akan
membuat ibu lebih tenang dalam menghadapan persalinan.
e.
Lakukan observasi
kemajuan persalinan dan sampaikan hasil kepada ibu dengan komunikasi terapeutik
meliputi CHBPK.
R/ Identifikasi
proses persalinan patologik dan upaya menumbuhkan kooperatif dari klien.
f.
Lakukan observasi
tanda vital tiap 30 menit.
R/ Identifikasi
adanya penyimpangan dari keadaan normal.
3.
Masalah II : Potensial asfiksia neonatorium
sehubungan dengan persalinan sungsang.
Tujuan : Setelah
dilakukan tindakan diharapkan tidak terjadi asfiksia neonatorum.
Kriteria : - AS 1 menit pertama > 7.
-
AS 10 menit
pertama 10.
Intervensi
a.
Lahirkan bayi
mulai umbilikus sampai kompresi seluruh badan bayi lahir tidak lebih dari 8
menit.
R/ Mempercepat
pertolongan kompresi tali pusat oleh kepala dan panggul pada persalinan letak
sungsang.
b.
Hitung AS menit
pertama.
R/ Menentukan
tindakan selanjutnya.
c.
Bebaskan jalan
nafas bila AS < 6 atur posisi isap lendir.
R/ Memberikan
lendir yang menghalangi masuknya udara dalam paru-paru.
d.
Cegah pelepasan
panas berlbihan/hipotermi.
R/ BBL cepat
mengalami perubahan suhu dan mudah terjadi hipotermis.
e.
Berikan rangsangan
taktil dengan hisap lendir bayi belum menangis.
R/ Kadang
dengan tindakan hisap lendir belum cukup untuk merangsang/menimbulkan
pernafasan adekuat pada BBL.
f.
Hitung AS 5 menit
pertama.
R/ Menentukan
diagnosa dan tindakan selanjutnya.
g.
Lakukan perawatan
BBL.
R/ Pemenuhan
kebutuhan BBL.
h.
Lakukan pemberian
O2.
R/ Memperlancar
jalan nafas.
C. Pelaksanaan
Tanggal : 4-1-2005, jam 15.30 WIB
1.
Diagnosa : GI
P00000 usia kehamilan 39/40 minggu, tunggal,hidup, intra uterin
letak membujur, sikap flexi presentasi kaki, teraba kedua telapak kaki di H III
dan bokong di H II inpartu kala I, fase aktif dilatasi umum ibu dan anak baik.
Implementasi
a.
Melakukan
pendekatan komunikasi terapeutik.
1)
Menggunakan
pendekatan dengan komunikasi terapeutik.
2)
Menggunakan kontak
sentuhan.
3)
Menggunakan teknik
sentuhan.
4)
Menjadi pendengar
yang baik.
5)
Menciptakan
lingkungan yang benar.
b.
Memberikan
penjelasan pada ibu tentang kondisi klien dan tindakan yang akan dilakukan.
1)
Saat ini pembukaan
jalan lahir belum lengkap sehingga bila ada hid ibu tidak boleh mengejan.
2)
Bila pembukaan
telah lengkap, ajarkan cara mengejan yang benar (dengan menarih nafas dalam,
membuka mulut pangal paha, kepala ditundukan dan melihat ke pusar).
c.
Mengajarkan pada
ibu untuk menarik nafas panjang saat ada his dan mengembuskan pelan-pelan
melalui mulut.
d.
Mengatur posisi
ibu tidur miring kekiri, karena dapat membantu mempercepat penurunan bokong.
1)
DJJ tiap 30 menit.
2)
His tiap 30 menit.
3)
Lingkaran bandle.
4)
Penurunan bokong
dengan VT tiap 4 jam.
5)
Kandung kemih
tetap kosong dengan menganjurkan BAK tiap 4 jam.
6)
Tanda vital
(tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan) tiap 30 menit.
e.
Memberikan makan
dan minum hangat pada ibu untuk mengembalikan tenaga untuk mengejan.
2.
Masalah I : Cemas sehubungan
dengan persalinan letak sungsang.
Tanggal : 4-10-2005, jam 15.35 WIB
Implementasi
a.
Memberikan
penjelasan pada klien tentang tindakan pertolongan persalinan letak sungsang
juga akan dilakukan yaitu bokong akan lahir lebih dahulu daripada kepala, hal
ini berbeda pada proses persalinan dengan letak kepal, sehingga memerlukan
waktu yang lebih panjang,persiapan dan penanganan yang lebih cepat dan cermat
juga persalinan ini dapat berjalan dengan lancar bila dalam kondisi ibu baik
dan sehat dapat bekerja sama dengan petugas.
b.
Menganjurkan ibu
untuk tidak terlalu cemas karena cemas yang berlebihan dapat mempengaruhi
keselamatan bayinya.
c.
Membimbing ibu
untuk berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan selama persalinan.
d.
Mengajarkan teknik
relaksasi dengan cara menarik nafas panjang saat ada his serta destraksi dengan
cara mengajak diskusi secara terbuka, tentang proses persalinan sehingga proses
perubahan kemajuan persalinan tidak begitu dirasakan.
e.
Melakukan
observasi kemajuan persalinan meliputi CHBPK dengan hasil :
1)
DJJ Å
140/mnt (12,11,12) besar teratur, punctum maximum 1 jari smping kiri atas
pusat.
2)
His Å sering
3x dalam 10 menit lama 40-50 detik.
3)
Tidak ada
lingkaran bandle pada bagian segmen bawah uterus.
4)
Hasil VT jam 08.45
: v/v taa, pembukaan 9 cm, eff 75%, ketuban hijau presentasi kaki teraba kedua
telapak kaki H III dan bokong H II, sacrum kiri melintang.
5)
Memberitahukan
hasil observasi CHBPK pada klien dengan bahasa sederhana.
6)
Melakukan
observasi tanda vital dengan pemeriksaan
T : 100/80
mmHg
N : 88 x/mnt
S : 36,50C
R : 20 x/mnt
3.
Masalah II :
Terjadi asfiksia neonatorium sehubungan dengan persalinan sungsang.
Tanggal : 4-10-2005, jam 15.45 WIB
Implementasi
a.
Melahirkan bayi
mulai umbilicus sampai seluruh kadar bayi lahir tidak lebih dari 8 menit.
b.
Menghitung AS pada
menit pertama.
c.
Membebaskan jalan
nafas bila AS > 6 atur posisi isap lendir.
d.
Mencegah pelepasan
panas berlebihan/hipertermi.
e.
Memberikan
rangsangan taktil dengan hisap bayi belum menangis dengan menepuk-nepuk
bokong/pada kaki bayi.
f.
Menghitung AS pada
5 menit pertama.
g.
Melakukan
perawatan BBL.
D. Evaluasi
Tanggal : 4-10-2005, jam 15.45 WIB
Masalah : Cemas sehubungan dengan persalinan pada letak sungsang
Catatan perkembangan
S : Ibu mengatakan apakah anaknya segera lahir.
O : Wajah
tampak merah, menyeringai dan menahan sakit ibu menahan saat ada his.
A : Cemas
belum teratasi.
P : - Beri ibu motivasi agar lebih bersemangat
karena proses mengejan dalam proses persalinan dimulai dan anakanya segera
lahir.
-
Bimbing ibu berada
saat diluar his.
-
Bimbing ibu
meneran dengan benar saat puncak his (acne).
-
Anjurkan ibu
berkonsentrasi dan tenang.
Tanggal : 4-10-2005, jam 16.15 WIB
Catatan perkembangan
DS : Ibu
mengatakan merasa bahagia dan lega karena persalinan telah selesai dan bayinya
lahir sehat.
DO : - Wajah ibu berseri dan tersenyum.
T : 100/70
mmHg
N : 88 x/mnt
S : 370C
R : 20 x/mnt
Jam
15.45 anak lahir letak sungsang
dengan manual aid (lovset)
(marriceau) jenis kelamin laki-laki.
-
AS : 8-9, PB :
4000 gr, PB : 52 cm
-
Anus Å tidak
ada cacat bawaan.
-
TFU 1 jari atas
pusat, bundar.
-
Kontraksi uterus
teraba keras dan bundar.
-
Perdarahan ± 100
cc.
-
Tali pusat tampak
menguntai.
A : - PI000I partus sungsang spontan aid
dengan masalah cemas teratasi.
-
Asfiksia
neonatorum tidak terjadi.
-
Kala II terlewati
masuk kala II.
P : Lakukan
manajemen aktif kala III.
Cek KU untuk
memastikan kehamilan tunggal.
Injektive
oksitosin 10 IU IM.
Tunggu kontraksi
Lakukan PTT
(penanganan tali pusat terkendali).
-
Ada tanda
pelepasan plasenta.
-
Extraksi plasenta
sesuai sumbu panggul untuk melahirkan plasenta.
Melakukan massase
uterus setelah plasenta lahir.
Lakukan perawatan BBL. Dengan cara hisap
lendir, cegah hypotermi, rangsangan taktil.
Tanggal : 4-10-2005, jam 16.20 WIB
Catatan perkembangan
S : -
O : Plasenta
lahir spontan lengkap, TFU 2 jari bawah pusat uterus teraba bundar dan keras,
perdarahan ± 100 cc terdapat luka episiotomi yang belum dijahit
derajat II.
A : Kala
III terlewati masuk kala IV.
P : - Jahit luka episiotomi dengan teknik septik dan
aseptik.
-
Lakukan perawatan
kebutuhan nyaman dan aman ibu.
-
Lakukan
dekontaminasi alat.
-
Observasi TFU, Cu,
perdarahan, TTV ibu.
3 x dalam 10 menit pertama
tiap 15 menit pada 1 jam pertama.
Tiap 30 menit pada 1 jam pertama.
-
Bila 2 jam post
partum keadaan ibu baik,kontraksi uterus baik.
-
Beri penyuluhan pada
ibu tentang manfaat asi ekslusif, perawatan payudara, masa nifas, mobilisasi,
kebersihan vulva.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Tanggal
: 4-10-2005, pukul 16.25 WIB
1.
VT : Æ
sempurna (10 cm) portio tidak teraba, ketuban hijau, presentasi kaki, tampak
telapak kaki divulva, bokong H III, sacrum kiri depan.
2.
Mengecek persiapan
alat dan obat-obatan.
- Partus park.
- Alat pesusitasi bayi.
- Uterotomica (oksitosin, metrergin).
- Alat untuk episiotomi dan penjahitan.
- Lodin 10 dine 10%.
- Spuit dan jarum no.23.
- Lidocain 1%.
3.
Menyiapkan klien.
- Mengatur posisi ibu litotomi di
tempat persalinan.
- Mengosongkan kandung kemih, rectum, membersihkan
vulva dan perineum dengan larutan antiseptik.
4.
Menyiapkan diri
(penolong).
- Memakai over scot.
- Mencuci tangan sabun dibawah air
mengalir sampai siku (cara fubblinger).
- Mengeringkan tangan oleh handuk DTT.
- Memakai sarung tangan steril.
- Memasang doek dibawah bokong dan
diatas perut ibu.
Jam : 16.30
WIB
1.
Memimpin ibu
meneran dengan benar.
a.
Meneran saat ada
his.
b.
Meneran seperti
BAB.
c.
Tidak boleh
mengangkat bokong.
d.
Dagu menempel
dipangkal paha.
e.
Saat tidak ada
his, ibu rileks minum dan menarik nafas panjang.
2.
Melakukan
episiotomi medilateral saat bokong crowing dan his mulai acne/perineum tipis
dan pucat.
3.
Melakukan injeksi
oksitosin 5 IU saat bokong membuka pintu secara IM pada 1/3
paha atas bagian luar.
4.
Pertolongan
persalinan letak sungsang dengan cara spontan bracht saat bokong lahir, bokong
dipegang secara bracht (kedua ibu jari pada panjang paha dan keempat jari lain
pada panggul) saat pusar lahir, longgarkan tali pusat. Melakukan hyper dosis
badan janin, saat analus scapvia inferior dibawah symphisis sehingga punggung
janin mendekati perut ibu.
Jam
16.35 WIB
Dalam
2x periode his dan meneran ternyata bagian bawah janin tidak maju lagi sehingga
harus dilakukan manual aid.
Disini
penolong memakai cara untuk melahirkan bahu dan cara mauriceau untuk melahirkan
kepala, yaitu :
Cara
Lovset :
Bayi
dipegang secara femoropelvik, sambil dilakukan ekstraksi curam ke bawah badan
janin diputar setengah lingkaran (1800) sehingga bau belakang
menjadi bahu depan kemudian sambil dilakukan ekstraksi badan janin diputar
kembali kekanan berlawanan setengah lingkaran (1800) demikian
seterusnya bolak-balik sehingga bahu belakang tampak dibawah symphisis dan
lengan dapat dilahirkan secara klasik.
Cara
Mauriceau :
Tangan
penolong yang kiri (sesuai dengan janin) dimasukkan ke dalam jalan lahir, jari
tengah dimasukkan ke dalam mulut bayi, jari telunjuk dan keempat jari lain
mencekam fossa canina sedang tangan kanan mencekam leher. Badan janin menunggang
kuda pada lengan kiri penolong, kedua tangan penolong menarik kepala janin
curam kebawah, bila subocciput tampak dibawah symphisis kepala janin dielevasi
ke atas dengan subcciput sebagai hipomuchleon.
Jam
10.40 WIB
Berturut-turut
lahir dagu, mulut, hidung, mata, dahi, ubun-ubun, dan akhirnya lahirlah seluruh
kepala janin bayi. Lahir laki-laki, hidup, menangis kuat AS : 8-9 tali pusat
diklem, klem pertama tiga jari dari perut janin, klem kedua 2 jari dari klem
pertama, tali pusat dipotong antara dua kocker, diikat kemudian bayi dirawat.
Jam
16.45 WIB
Kala
III
Melakukan
penarikan tali pusat terkendali.
1.
Memindahkan klem
tali 5 cm dari vulva.
2.
Memegangkan tali
pusat.
3.
Tangan kiri teraba
diatas symphisis menekan kearah dorsokranial.
4.
Sudah ada tanda
pelepasan plasenta yaitu tali pusart bertambah panjang.
5.
Tangan kanan
menarik tali pusat sampai plasenta tampak divulva.
6.
Menangkap plasenta
dan memutarnya searah jarum jam dengan kedua tanagan.
Jam
16.45 WIB
Plasenta
lahir spontan dan lengkap
Diameter
plasenta : 18 cm, 2,5 cm, kotiledon 16 buah, lengkap, insersi sentralis, tidak
ada pembuluh darah yang sama besar terputus, panjang tali pusat 50 cm.
Perdarahan
150 cc.
Jam 16.50
WIB.
Kala IV
Melakukan
penjahitan luka episiotomi
1.
Memberikan
anesthesi lokal (lidokain 1%) terlebih dahulu pada luka episiotomi.
2.
Memberikan luka
episiotomi.
a.
Bagian dalam
jelujur dengan benang chpomic cat-gut.
b.
Bagian luar
subcutikuler dengan benang chronic cat-gut.
Jam 17.00
WIB.
Keadaan umum baik.
TFU pertengahan
pusat dan symphisis.
Perdarahan 35 cc.
Kontraksi uterus
baik (bundar dan keras).
Genetalia vulva
bersih.
Lochea rubra.
Tanda-tanda vital
T : 110/70 mmHg
N : 88 x/mnt
S : 370C
R :20 x/mnt
|
Asuhan Kebidanan pada anak Ibu Bersalin dengan letak
sungang di BPS Ny. Marsini Ngariboyo, Magetan.
Disetujui tanggal, 2005
Mengetahui
Pembimbing
Pendidikan Pembimbing
Praktek
SHERLY JENIAWATI ,SST MARSINI,
Amd. Keb
NIP. 140 364 901 NIP.
140 262 810
|
|
Dengan
memanjatkan puji syukur kehadirat Allah
SWT, yang telah memberikan rahmat serta Hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan laporan ini. “Asuhan Kebidanan pada pada anak Ibu Bersalin dengan
letak sungang di BPS Ny. Marsini Ngariboyo, Magetan. dapat tersusun
dengan baik.
Laporan ini disusun
dalam rangka memenuhi tugas pengalaman belajar Praktek Lapangan di Prodi
Kebidanan Magetan.
Dalam penyusunan
laporan ini penyusun mendapat bantuan, pengarahan dan bimbingan. Untuk itu kami
pada kesempatan ini mengucapkan trima kasih kepada :
1.
Ibu
Tumirah. Mpd, selaku Kaprodi Kebidanan Magetan.
2.
Ibu
Marsini Amd. Keb, selaku Pembimbing Praktek di Ngariboyo, Magetan.
3.
Ibu Sherly
jeniawati,SST selaku Pembimbing pendidikan Progam Studi Kebidanan Magetan.
4.
Semua
pihak yang telah membantu dalam pembuatan dan penyusunan laporan ini.
Penyusun menyadari
laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penyususn memohon kritik dan
saran dari pembaca untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
Semoga laporan ini
bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Magetan, 2005
Penyusun
|
DAFTAR ISI
|
LEMBAR JUDUL........................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN......................................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................................. iii
DAFTAR ISI................................................................................................................ iv
BAB I LANDASAN TEORI
A.
Pengkajian
.................................................................................................. 1
B.
Perencanaan
................................................................................................ 8
C.
Pelaksanaan................................................................................................. 12
D.
Evaluasi ...................................................................................................... 12
BAB II TINJAUAN KASUS
A.
Pengkajian................................................................................................... 14
B.
Perencanaan................................................................................................. 23
C.
Pelaksanaan................................................................................................. 27
D.
Evaluasi....................................................................................................... 29
LAMPIRAN-LAMPIRAN.......................................................................................... 32
DAFTAR
PUSTAKA
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar