TINJAUAN PUSTAKA
I. Pengertian
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor
ganas pada daerah mulut rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan
yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal di sekitarnya (FKUI, 1990;
FKKP, 1997).
II. Etiologi
Penyebab kanker serviks belum jelas
diketahui namun ada beberapa faktor resiko dan predisposisi yang menonjol,
antara lain :
1. Umur pertama kali melakukan hubungan
seksual
Penelitian
menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan hubungan seksual semakin besar mendapat kanker
serviks. Kawin pada usia 20 tahun
dianggap masih terlalu muda
2. Jumlah kehamilan dan partus
Kanker serviks
terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus. Semakin sering partus semakin besar
kemungkinan resiko mendapat karsinoma serviks.
3. Jumlah perkawinan
Wanita yang
sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti pasangan mempunyai faktor
resiko yang besar terhadap kankers serviks ini.
4. Infeksi virus
Infeksi virus
herpes simpleks (HSV-2) dan virus papiloma atau virus kondiloma akuminata
diduga sebagai factor penyebab kanker serviks
5. Sosial Ekonomi
Karsinoma
serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah mungkin faktor
sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas dan kebersihan perseorangan. Pada golongan sosial ekonomi rendah umumnya
kuantitas dan kualitas makanan kurang hal ini mempengaruhi imunitas tubuh.
6. Hygiene dan sirkumsisi
Diduga adanya
pengaruh mudah terjadinya kankers serviks pada wanita yang pasangannya belum
disirkumsisi. Hal ini karena pada pria
non sirkum hygiene penis tidak terawat sehingga banyak kumpulan-kumpulan
smegma.
7. Merokok dan AKDR (alat kontrasepsi dalam
rahim)
Merokok akan
merangsang terbentuknya sel kanker, sedangkan pemakaian AKDR akan berpengaruh
terhadap serviks yaitu bermula dari adanya erosi diserviks yang kemudian
menjadi infeksi yang berupa radang yang terus menerus, hal ini dapat sebagai
pencetus terbentuknya kanker serviks.
III.
Klasifikasi
pertumbuhan sel akan kankers serviks
Mikroskopis
1. Displasia
Displasia ringan
terjadi pada sepertiga bagaian basal epidermis. Displasia berat terjadi pada
dua pertiga epidermihampir tidak dapat dibedakan dengan karsinoma insitu.
2. Stadium karsinoma insitu
Pada karsinoma
insitu perubahan sel epitel terjadi pada seluruh lapisan epidermis menjadi
karsinoma sel skuamosa. Karsinoma insitu
yang tumbuh didaerah ektoserviks, peralihan sel skuamosa kolumnar dan sel
cadangan endoserviks.
3. Stadium karsionoma mikroinvasif.
Pada karksinoma
mikroinvasif, disamping perubahan derajat pertumbuhan sel meningkat juga sel
tumor menembus membrana basalis dan invasi pada stoma sejauh tidak lebih 5 mm
dari membrana basalis, biasanya tumor ini asimtomatik dan hanya ditemukan pada
skrining kanker.
4. Stadium karsinoma invasif
Pada karsinoma
invasif perubahan derajat pertumbuhan sel menonjol besar dan bentuk sel
bervariasi. Petumbuhan invasif muncul
diarea bibir posterior atau anterior serviks dan meluas ketiga jurusan yaitu
jurusan forniks posterior atau anterior, jurusan parametrium dan korpus uteri.
5. Bentuk kelainan dalam pertumbuhan
karsinoma serviks
Pertumbuhan eksofilik,
berbentuk bunga kool, tumbuh kearah vagina dan dapat mengisi setengah dari
vagina tanpa infiltrasi kedalam vagina, bentuk pertumbuhan ini mudah nekrosis
dan perdarahan.
Pertumbuhan endofilik,
biasanya lesi berbentuk ulkus dan tumbuh progesif meluas ke forniks, posterior
dan anterior ke korpus uteri dan parametrium.
Pertumbuhan nodul,
biasanya dijumpai pada endoserviks yang lambatlaun lesi berubah bentuk menjadi
ulkus.
Markroskopis
1. Stadium preklinis
Tidak dapat dibedakan dengan servisitis kronik biasa
2. Stadium permulaan
Sering tampak sebagian lesi sekitar osteum externum
3. Stadium setengah lanjut
Telah mengenai sebagian besar atau seluruh bibir porsio
4. Stadium lanjut
Terjadi
pengrusakan dari jaringan serviks, sehingga tampaknya seperti ulkus dengan
jaringan yang rapuh dan mudah berdarah.
IV. Gejala Klinis
1. Perdarahan
Sifatnya bisa intermenstruit atau
perdarahan kontak, kadang-kadang perdarahan baru terjadi pada stadium
selanjutnya. Pada jenis intraservikal
perdarahan terjadi lambat.
2. Biasanya menyerupai air, kadang-kadang timbulnya sebeluma ada
perdarahan. Pada stadium lebih lanjut
perdarahan dan keputihan lebih banyak disertai infeksi sehingga cairan yang
keluar berbau.
V. Pemeriksaan diagnostik
1. Sitologi/Pap Smear
Keuntungan, murah dapat memeriksa bagian-bagian yang tidak terlihat.
Kelemahan, tidak dapat menentukan dengan tepat lokalisasi.
2. Schillentest
Epitel karsinoma
serviks tidak mengandung glycogen karena tidak mengikat yodium. Kalau porsio diberi yodium maka epitel
karsinoma yang normal akan berwarna coklat tua, sedang yang terkena karsinoma
tidak berwarna.
3. Koloskopi
Memeriksa dengan
menggunakan alat untuk melihat serviks dengan lampu dan dibesarkan 10-40 kali.
Keuntungan ;
dapat melihat jelas daerah yang bersangkutan sehingga mudah untuk melakukan
biopsy.
Kelemahan ;
hanya dapat memeiksa daerah yang terlihat saja yaitu porsio, sedang kelianan
pada skuamosa columnar junction dan intra servikal tidak terlihat.
4. Kolpomikroskopi
Melihat hapusan vagina (Pap Smear) dengan pembesaran sampai 200 kali
5. Biopsi
Dengan biopsi dapat ditemukan atau ditentukan jenis karsinomanya.
6. Konisasi
Dengan cara
mengangkat jaringan yang berisi selaput lendir serviks dan epitel gepeng dan
kelenjarnya. Konisasi dilakukan bila
hasil sitologi meragukan dan pada serviks tidak tampak kelainan-kelainan yang
jelas.
VI. Klasifikasi klinis
·
Stage 0: Ca.Pre invasif
·
Stage I: Ca. Terbatas pada serviks
· Stage Ia ; Disertai inbasi dari stroma yang hanya diketahui secara
histopatologis
·
Stage Ib : Semua kasus lainnya dari stage I
· Stage II : Sudah menjalar keluar serviks tapi belum sampai
kepanggul telah mengenai dinding
vagina. Tapi tidak melebihi dua pertiga
bagian proksimal
·
Stage III : Sudah sampai dinding panggula dan sepertiga bagian bawah
vagina
· Stage IIIB : Sudah mengenai
organ-organ lain.
VII. Terapi
1. Irradiasi
· Dapat dipakai untuk semua stadium
· Dapat dipakai untuk wanita gemuk tua dan pada medical risk
· Tidak menyebabkan kematian seperti operasi.
2. Dosis
Penyinaran ditujukan pada jaringan karsinoma yang terletak diserviks
3. Komplikasi irradiasi
· Kerentanan kandungan kencing
· Diarrhea
· Perdarahan rectal
· Fistula vesico atau rectovaginalis
4. Operasi
· Operasi Wentheim dan limfatektomi untuk stadium I dan II
· Operasi Schauta, histerektomi vagina yang radikal
5. Kombinasi
· Irradiasi dan pembedahan
Tidak dilakukan sebagai
hal yang rutin, sebab radiasi menyebabkan bertambahnya vaskularisasi,
odema. Sehingga tindakan operasi
berikutnya dapat mengalami kesukaran dan sering menyebabkan fistula, disamping
itu juga menambah penyebaran kesistem limfe dan peredaran darah.
6. Cytostatika : Bleomycin, terapi terhadap karsinoma serviks yang
radio resisten. 5 % dari karsinoma
serviks adalah resisten terhadap radioterapi, diangap resisten bila 8-10 minggu
post terapi keadaan masih tetap sama.
VIII.
Hubungan Kanker Serviks dengan Masalah Keperawatan
Jika diperhatikan secara keseluruhan maka
proses terjadinya Ca. Serviks dan masalah keperawatan yang muncul dapat
diperhatikan pada bagan berikut :
Faktor :
Prilaku Lingkungan
( Sex aktif, paritas, personal higiene)
( Polusi, onkonenik agent, virus,
radiasi)
Kanker
Serviks
Pelayanan Kesehatan Genetika
( Deteksi dini penyakit, laboraorium, (Keluarga yang menderita Ca,
Penanganan kasus P. Kelamin keluarga dengan ambang stress rendah)
penyuluhan pencegahan Ca. Serviks)
- Kelemahan jaringan/
dinding menjadi rapuh à perdarahan masif à anemia
- Peningkatan kadar
leukosit / kerusakan nosiseptor / penekanan pada dinding serviks à Nyeri
- Gangguan peran
sebagai istri dan gangguan gambaran diri
à Ggn
konsep diri.
- Gejala tidak nyata à adanya berbagai macam tindakan
untuk menegakkan diagnose®
terdiagnose Ca à
kecemasan
I. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
Data dasar
Pengumpulan data pada pasien dan keluarga
dilakukan dengan cara anamnesa, pemeriksaan fisik dan melalui pemeriksaan
penunjang
Data pasien :
Identitas pasien, usia, status perkawinan,
pekerjaan jumlah anak, agama, alamat jenis kelamin dan pendidikan terakhir.
Keluhan utama : pasien biasanya datang
dengan keluhan intra servikal dan disertai keputihan menyerupai air.
Riwayat penyakit sekarang :
Biasanya klien pada stsdium awal tidak
merasakan keluhan yang mengganggu, baru pada stadium akhir yaitu stadium 3 dan
4 timbul keluhan seperti : perdarahan, keputihan dan rasa nyeri intra servikal.
Riwayat penyakit sebelumnya :
Data yang perlu dikaji adalah :
Riwayat abortus, infeksi pasca abortus,
infeksi masa nifas, riwayat ooperasi kandungan, serta adanya tumor. Riwayat
keluarga yang menderita kanker.
Keadaan Psiko-sosial-ekonomi dan budaya:
Ca. Serviks sering dijumpai pada kelompok
sosial ekonomi yang rendah, berkaitan erat dengan kualitas dan kuantitas
makanan atau gizi yang dapat mempengaruhi imunitas tubuh, serta tingkat personal hygiene terutama kebersihan dari saluran
urogenital.
Data khusus:
1. Riwayat kebidanan ; paritas, kelainan menstruasi, lama,jumlah dan
warna darah, adakah hubungan perdarahan dengan aktifitas, apakah darah keluar
setelah koitus, pekerjaan yang dilakukan sekarang
2. Pemeriksaan penunjang
Sitologi dengan
cara pemeriksaan Pap Smear, kolposkopi, servikografi, pemeriksaan visual
langsung, gineskopi.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan perfusi jaringan
(anemia) b.d perdarahn intraservikal
b. Gangguan pemenuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan b/d penurunan nafsu makan
c. Gangguan rasa nyama
(nyeri) b.d proses desakan pada jaringan intra servikal
d. Cemas b.d terdiagnose c.a serviks sekunder akibat kurangnya
pengetahuan tentang Ca. Serviks dan pengobatannya.
e. Resiko tinggi terhadap gangguan konsep diri b.d perubahan dalam
penampilan terhadap pemberian sitostatika.
3. Perencanaan
Gangguan perfusi jaringan (anemia) b.d
perdarahan masif intra cervikal
Tujuan :
Setelah diberikan
perawatan selama 1 X 24 jam diharapkan perfusi jaringan membaik :
Kriteria hasil :
a. Perdarahan intra
servikal sudah berkurang
b. Konjunctiva tidak pucat
c. Mukosa bibir basah dan
kemerahan
d. Ektremitas hangat
e. Hb 11-15 gr %
d. Tanda vital 120-140 /
70 - 80 mm Hg, Nadi : 70 - 80 X/mnt, S : 36-37 Derajat C, RR : 18 - 24 X/mnt.
Intervensi :
- Observasi tanda-tanda
vital
- Observasi perdarahan (
jumlah, warna, lama )
- Cek Hb
- Cek golongan darah
- Beri O2 jika diperlukan
- Pemasangan vaginal
tampon.
- Therapi IV
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d penurunan nafsu makan.
Tujuan :
-
Setelah dilakukan perawatan kebutuhan
nutrisi klien akan terpenuhi
Kriteria
hasil :
- Tidak
terjadi penurunan berat badan
- Porsi
makan yang disediakan habis.
- Keluhan
mual dan muntah kurang
Intervensi :
- Jelaskan
tentang pentingnya nutrisi untuk penyembuhan
- Berika
makan TKTP
- Anjurkan
makan sedikit tapi sering
- Jaga
lingkungan pada saat makan
- Pasang NGT
jika perlu
- Beri
Nutrisi parenteral jika perlu.
Gangguan rasa nyaman (nyeri) b.d proses
desakan pada jaringan intra servikal
Tujuan
- Setelah
dilakukan tindakan 1 X 24 jam diharapka klien tahu cara-cara mengatasi nyeri
yang timbul akibat kanker yang dialami
Kriteria
hasil :
- Klien
dapat menyebutkan cara-cara menguangi nyeri yang dirasakan
- Intensitas
nyeri berkurangnya
- Ekpresi
muka dan tubuh rileks
Intervensi :
- Tanyakan
lokasi nyeri yang dirasakan klien
- Tanyakan
derajat nyeri yang dirasakan klien dan nilai dengan skala nyeri.
- Ajarkan
teknik relasasi dan distraksi
- Anjurkan
keluarga untuk mendampingi klien
- Kolaborasi
dengan tim paliatif nyeri
Cemas yang b.d
terdiagnose kanker serviks sekunder kurangnya pengetahuan tentang kanker
serviks, penanganan dan prognosenya.
Tujuan :
Setelah
diberikan tindakan selama 1 X 30 menit klien mendapat informasi tentang
penyakit kanker yang diderita, penanganan dan prognosenya.
Kriteria hasil :
- Klien
mengetahui diagnose kanker yang diderita
- Klien
mengetahui tindakan - tindakan yang
harus dilalui klien.
- Klien tahu tindakan yang harus dilakukan di rumah
untuk mencegah komplikasi.
-
Sumber-sumber koping teridentifikasi
- Ansietas
berkurang
- Klien
mengutarakan cara mengantisipasi
ansietas.
Tindakan :
- Berikan
kesempatan pada klien dan klien mengungkapkan persaannya.
- Dorong
diskusi terbuka tentang kanker, pengalaman orang lain, serta tata cara
mengentrol dirinya.
-
Identifikasi mereka yang beresiko terhadap ketidak berhasilan penyesuaian. (
Ego yang buruk, kemampuan pemecahan masalah tidak efektif, kurang motivasi,
kurangnya sistem pendukung yang positif).
- Tunjukkan
adanya harapan
- Tingkatkan
aktivitas dan latihan fisik
Resiko tinggi
terhadap gangguan konsep diri b.d perubahan dalam penampilan sekunder terhadap
pemberian sitostatika.
Tujuan :
Setelah
diberikan tindakan perawatan, konsep diri dan persepsi klien menjadi stabil
Kriteria hasil :
- Klien
mampu untuk mengeskpresikan perasaan tentang kondisinya
- Klien
mampu membagi perasaan dengan perawat, keluarga dan orang dekat.
- Klien
mengkomunikasikan perasaan tentang perubahan dirinya secara konstruktif.
- Klien
mampu berpartisipasi dalam perawatan diri.
Intervensi :
- Kontak
dengan klien sering dan perlakukan klien dengan hangat dan sikap positif.
- Berikan
dorongan pada klien untuk mengekpresikanbperasaan dan pikian tentang kondisi,
kemajuan, prognose, sisem pendukung dan pengobatan.
- Berikan
informasi yang dapat dipercaya dan klarifikasi setiap mispersepsi tentang
penyakitnya.
- Bantu
klien mengidentifikasi potensial kesempatan untuk hidup mandiri melewati hidup
dengan kanker, meliputi hubungan interpersonal, peningkatan pengetahuan,
kekuatan pribadi dan pengertian serta perkembangan spiritual dan moral.
- Kaji
respon negatif terhadap perubahan penampilan (menyangkal perubahan, penurunan
kemampuan merawat diri, isolasi sosial, penolakan untuk mendiskusikan masa
depan.
- Bantu
dalam penatalaksanaan alopesia sesuai dengan kebutuhan.
- Kolaborasi
dengan tim kesehatan lain yang terkait untuk tindakan konseling secara
profesional.
LAPORAN KASUS
Pengkajian dilakukan hari senin, 17
September 2001
A. Pengkajian
1.
Identitas
Klien Suami
Nama : - Ny. N.H - Alm.Tn. T
Umur : - 45 tahun - (Kx. Lupa)
Suku/bangsa : - Jawa -
Jawa
Agama : - Islam - Islam
Pendidikan : - SD -
SLTA
Pekerjaan : - Swasta -
Swasta
Alamat :
Nomor Rekam
medik : 100
Status
perkawinan : Suami pertama (Janda sudah 7 tahun sampai
se- karang)
2.
Riwayat Keperawatan
Keluhan utama : Ibu mengeluh keluar darah beku,banyak,warna
kehitam an dan berbau setelah nyeri pinggang,bawah pusat dan kemaluan sejak 10
hari yang lalu (10/8/ 2001),saat pengkajian menurut ibu darah keluar
encer,banyak, warna merah biasa dan bau.
3.
Riwayat Obstetri
Klien mengatakan
menarche umur 12 tahun, klien sudah tidak haid lagi/meno-pouse sejak umur 40
tahun (5 tahun yang lalu) tapi 10 hari yang lalu klien me-ngeluarkan darah
seperti haid. Sebelum menopouse siklus haid 28 hari,lama haid 3
hari,sedikit,encer warna merah,tidak berbau, nyeri tidak ada. Keputih an 1
bulan yang lalu warna kuning, sedikit, bau. Anak 7 orang,hidup 6 orang,ma ti 1
0rang,anak terkecil berumur 15 tahun. Abortus tidak pernah.
4. Riwayat Perkawinan
Klien menikah
pada umur 12 tahun,perkawinan pertama, saat ini klien janda su dah 7 tahun,
punya anak saat berumur 16 tahun.
5. Riwayat Keluarga Berencana
KB steril
setelah anak yang terkecil lahir
6.
Riwayat Kesehatan
Klien mengatakan
sebelumnya tidak pernah menderita suatu penyakit yang be rat hingga harus
dirawat dirumah sakit, kecuali saat KB steril, demikian juga penyakitnya saat
ini baru dirasa mengganggu sejak 10 hari yang lalu itupun ka rena anjuran anak
dan menantunya,klien khawatir/cemas kalau diiagnosa kan-ker.
7.
Riwayat menderita penyakit lain
·
DM
disangkal
·
Hipertensi
disangkal
·
Hepatitis
disangkal
·
Jantung
disangkal
Kebutuhan Dasar Khusus
a.
Pola
Nutrisi
Klien biasa
makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur dan lauk lengkap. Nafsu makan klien
baik,walau agak risih dengan bau yang keluar dari kemaluannya sehingga klien memilih
makan terpisah dari anggota keluarga yang lain.
b.
Pola
eliminasi
Bab 1 kali sehari lembek dan warna kuning. Bak
3-4 kali sehari, pada ma-lam hari klien selalu ingin kencing.
c.
Personal
Hygiene
Klien senantiasa
menjaga kebersihan tubuhnya, terutama vaginanya dengan menggunakan rebusan daun
sirih,tetapi bau tetap timbul.
d.
Istirahat
dan tidur
Klien biasa
tidur Pk. 21.00 dan bangun Pk. 04.30 pagi. Siang hari istirahat tidur 4 – 5
jam,malam sering terbangun karena ingin kencing.
e.
Pola
aktivitas dan istirahat
Klien bekerja
menjaga toko yang merupakan peninggalan suaminya bergan-tian dengan anak dan
menantunya,pukul 11.00 Wib klien pulang digantikan oleh anak/menantunya.
f.
Pola
hubungan seksual
Sejak suami klien
meninggal 7 tahun yang lalu klien tidak pernah lagi berhubungan suami-isteri.
g.
Kebiasaan
yang mempengaruhi kesehatan
Riwayat merokok
: disangkal
Minum-minuman
keras : disangkal
Ketergantungan
obat : disangkal
h. Pengetahuan tentang kesehatan
Klien
mengungkapkan ketakutannya jika dia
benar-benar menderita kanker, klien
menanyakan apa lagi pemeriksaan yang harus dilakukan. Saya takut
jika pemeriksaan yang akan dilakukan akan menyebabkan kesakitan dan
perdarahan.
Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Kesadaran
kompos mentis, GCS : 15, klien tampak lesu dan
ekspresi wajah klien datar.
b. Penginderaan
Mata normal,
konjunctiva agak pucat.
Telinga : bentuk
dan fungsi normal
Lidah : bentuk
dan fungsi normal
Hidung : bentuk
dan fungsi normal
c. Pernafasan
RR : 20
X/mnt, gerakan dada simetris, retraksi
(-), Wh -/-, Rh -/-, Rales -/-, Sesak (-).
d. Kardiovaskuler
T : 110/80 mmHg,
N : 96 X/mnt, S : 36,8 oC, Kapillary Refill 2 dt, Cyanosis (-), S1
S2 normal.
e. Pencernaan
Periastaltik
(N),BAB (normal), Kelainan pada bentuk dan fungsi rektum (-).
f. Urogenital
Vulva : Fulsus (+), Fluor albus (-)
Vagina : Normal
Portio : Rapat berdungkul
Corpus Uteri :
Antefleksi, massa (-),kesan normal
Adneksa Parametrium kanan dan
kiri : Supel, Nyeri (-), Massa (-),
Cavum Douglas : Tidak menonjol, infiltrasi (-)
Insipikulo : Porsio terlihatrapat,berdungkul,fluksus
(+),Fluor (-)
g. Integumen
Kulit warna
putih,Turgor baik, kelainan tidak ada
h.
Muskuloskeletal
Otot dan tulang
intak.
i.
Endokrin
Kelenjar tyroid : normal, payudara normal.
Data Penunjang
Biopsi : Belum ada hasil
Hb : 10 gr %
Therapi dan perawatan :
·
Amoxicillin
500 mg 3 x 1 tab
·
Asam
Mefenamat 500 mg 3 x 1 tab
·
Aff tampon
2 x 24 jam
B. Analisa
Data
DATA
|
ETIOLOGI
|
MASALAH
|
||||||||||||||||||
S Klien
mengungkapkan keta-kutannya jika dia benar-be-nar
menderita kanker, klien menanyakan apa
lagi peme-riksaan yang harus dilakukan
Saya takut jika pemeriksa-an yang akan dilakukan akan menyebabkan
kesakitan dan perdarahan.
O : RR= 20 X/mnt, N= 96 X/
mnt, T= 110/80 mm Hg. S= 36.8 o C.
Ekpresi wajah
klien datar. Terdapat massa berdungkul pada portio, fulsus (+),bau (+).
Perdarahan sewaktu VT
|
Kurangnya
pengetahuan tentang Kanker Serviks dan Prosedur Pemeriksaan untuk menegakkan
diagnose Ca. Serviks.
Stress
Rangsangan
terhadap HPA Aksis
Ketakutan
Medula
adrenal
Peningkatan
kerja saraf otonom
Peningkatan katakolamin, noradrenalin
Muka
pucat nadi meningkat
|
Kecemasan
|
C. Diagnose
Keperawatan
Cemas
berhubungan dengan terdiagnosa suspek Ca. serviks sekunder kurangnya
pengetahuan tentang Ca. Serviks, pemeriksaan yang dilakukan serta prognosanya
D. Rencana
Keperawatan
Hari
Tgl
Jam
|
Diagnose
|
Tujuan
|
Tindakan
|
Rasinalisasi
|
Senin
20/8/2001
|
Cemas berhubu ngan dengan terdiagnosa
suspek Ca ser viks sekunder kurangnya pe-ngetahuan ten tang Ca.Ser-viks,
pemerik-saan yang dila-kukan serta prognosanya
|
Setelah di beri-kan tindakan pera watan
selama 30 menit perasaan cemas klien ber-kurang.
Kriteria :
- Pasien berbagi beban masalah yang dihadapi sehubungan
di-diagnose sus-pek Ca.serviks.
- Koping dan sum ber
pendukung teridentifikasi
- Klien komunika-tif,
ekpresi wa-jah jelas.
- Postur tubuh rileks
- Klien tahu ten-tang
kanker, tindakan serta prognosenya.
- Bersedia dilaku-kan pemeriksa-an penunjang berupa
Hb dan biopsi.
-
Mengutarakan dan mengerti cara mengantisipasi stress.
|
1.
Berikan
ke-sempatan kepa-da klien & kelu-arga mengung kapkan perasa-annya &
dengar kan secara em-pati.
2.
Dorong
dis-kusi terbuka te ntang kanker, &
pemeriksaan pe-nunjang yang
harus di laku-kan.
3.
Jelaskan
tindakan , tuju an serta akibat
dari pemeriksa- an penunjang
harus dijalani klien.
4.
Identifikasi
terhadap faktor yang beresiko terhadap keti-dak berhasilan penyesuaian diri
klien
5.
Tunjukkan
adanya harapan.
6.
Anjurkan
untuk tetap beraktivitas
|
Untuk menimbulkan rasa percaya.
Untuk menyiapkan mental klien sehubung an
dgn pemeriksaan yang akan dilakukan.
Klien
akan bersedia mengikuti prosedur pemeriksaan penunja-ng yang harus
dilaku kan pada klien.
Kekuatan ego yang bu ruk, kemampuan peme
cahan masalah yang tidak
efektif,kurangnya motivasi & kurangnya sistem pendukung akan meningkatkan
kecemasan,meningkatkan kadar kortisol, menu-runkan sistem imun klien dan selanjutnya berakibat
pada kondi-si klien.
Harapan untuk mengu-rangi tingkat stress
me-rangsang peningkat an sistem imun sehing-ga memperbaiki kuali -tas hidup
klien.
Aktivitas akan mengu-rangi inpuls
psikologis yang negatif yang ber-pengaruh pada daya ta han tubuh klien
|
E. Tindakan
Keperawatan
Dx
|
Hari/Tgl/jam
|
Tindakan
|
Evaluasi
|
Cemas berhubungan de-ngan terdiagnosa
sus-pek Ca. serviks sekun-der kurangnya pengeta huan tentang Ca.
Ser-viks,pemeriksaan yang dilakukan serta prog-nosanya.
Nyeri sebagai efek tin-dakan biopsi
ditandai dengan klien mengeluh nyeri dan perih pada vagina.
Potensial terjadi perda rahan b/d adanya
perlu kaan pada serviks.
Potensial terjadi infek-si b/d perlukaan
pada serviks.
|
Senin,
20/8/2001
09.30
– 10.15
10.15
11.00
11.15
11.30
11.30
11.30
|
Mefenamad
Acid 3 x 500
Mg.
|
Klien mengerti. Akan tetapi takut jika
hasil pemeriksaan nantinya benar-benar menunjuk-kan kanker.
Klien memahami dan bersedia untuk
dilaku-kan pemeriksaan penun-jang berupa pemeriksa-an Hb dan biopsi agar
semuanya menjadi jelas dan klien tidak cemas dalam ketidakpastian.
Klien menanyakan apa-kah jika hasil
pemeriksa an benar kanker,nanti-nya bisa disembuhkan.
Klien dapat memahami dan berjanji
mengha-dapi apapun yang akan terjadi.
Klien mau terbuka meng ungkap
permasalahan-nya
Klien bersikap tabah
Klien bersedia
S : Klien dan keluarga
berusaha menghadapi apapun yang akan
terjadi. Klien siap dilakukan pemeriksaan penunjang.
O : Klien expresinya tenang.
A : Kecemasan ber-kurang danbersedia dilakukan pemeriksaan
tambahan.
P : Siapkan pemeriksaan HB dan Persiapan biopsi.
Klien melakukan peme-riksaan Hb di kamar 14 dengan hasil 10 gr %
Klien dan alat siap
Tampon (+), perdarahan (sedikit),
perdarahan abnormal (-), Nyeri (+). Klien bertanya bagaima na dengan tampon
yang ada di vaginanya , Kapan harus dibuka dan bagai-mana jika cebok
diru-mah.
Klien istirahat.
Resep sudah diterima.
Perdarahan (-)
Klien mengerti cara
mengobservasi tanda perdarahan pada tam-pon.
Klien mengerti dan ber sedia
Klien mengerti
Klien paham
Resep diterima
|
F.
Evaluasi
A.
Dx
|
Hari/Tgl/Jam
|
Perkembangan
|
Nyeri sebagai efek tin-dakan biopsi
ditandai dengan klien mengeluh nyeri dan perih pada vagina.
Potensial terjadi perda rahan b/d adanya
perlu kaan pada serviks.
Potensial terjadi infek-si b/d perlukaan
pada serviks
|
Senin,
20/8/2001 11.50
11.55
12.00
|
S : Klien tahu cara mengurangi nyeri. Kien mengerti cara minum
obat anti nyeri.
O : Resep Mef Acid 3 X 500
mg
A : Nyeri masih dirasakan
P : Anjurkan klien kontrol pd tgl 23 Agustus 2001
S : Klien tahu tanda-tanda perdarahan dan cara mengpbservasi
perdarahan. Klien akan membuka tamponnya di Poli kandungan
O : Tanda perdarahan tidak ada
A : Masalah teratasi sebagian
P : ingatkan tanda-tanda
perdarahan dan buka tampon di Poli
kandungan
S : Klien tahu tanda-tanda infeksi dan cara perawatan kebersihan
vagina di rumah. Klien tahu cara minum Amoxicilin
O : Tanda infeksi (-). Resep Amoxicilin 3 X 500 mg.
A : Masalah teratasi
sebagian
P : He agar klien kontrol ke Poli kandungan tanggal 23 Agustus
2001.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar